Rabu, 22 Juni 2016

PERUSAHAAN MULTINASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN II

"PERUSAHAAN MULTINASIONAL"

Disusun untuk memenuhi tugas keuangan di semester empat






Disusun Oleh:
1. Siti Nurhidayah    (5130014015)
2. Arofa Diah         (5130014021)
3. M. Rizal Rachamatullah (5130014034)
4. Cici Annisaa Wati        (5230014002)
5. Dian Permata Sari (5230014011)
    


Dosen pembimbing:
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.M.SM

PRODI S1 MANAJEMEN DAN AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016
PEMBAHASAN

Peranan perusahaan Multinational pada era globalisasi sekarang ini semakin penting dalam bisnis internasional. Lebih-lebih dengan terbentuknya NAFTA (Nort America Free Trade Agreement) dan AFTA (Asean Free Trade Agrement), memberikan peluang besar bagi perusahaan multinasional untuk beroperasi di berbagai negara.
            Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa di lebih dari satu negara. Perusahaan multinasional biasanya terdiri atas perusahaan induk yang berada di negara asal dan paling tidak lima atau enam cabang perusahaan atau anak perusahaan yang berada di luar negeri. Biasanya perusahaan multinasional lebih banyak melakukan investasi langsung di luar negeri (direct foreign investment).
Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go international meliputi:
1.      Memperluas pasar
2.      Penggunaan bahan baku dari negara asing,
3.      Untuk mempertahankan kelangsungan suplai bahan baku dari   berbagai Negara,
4.      Penggunaan teknologi asing
5.      Peningkatan efisiensi produksi
6.      Menghindari hambatan politik dan peraturan pemerintah
7.      Fluktuisasi foreign exchange market
8.      Diversifikasi international

Perbedaan manajemen keuangan multinasional dengan manajemen keuangan domestic terletak pada skup bisnis yang dilaksanakan. Perbedaan tersebut menjadi inti munculnya kondisi-kondisi yang tidak terdapat pada manajemen keuangan domestic seperti:
a)      Perbedaan denominasi mata uang. Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai negara terdiri atas mata uang yang berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar dan pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan
b)      Ramifikasi legal dan ekonomi, setiap negara dimana perusahan beroperasi mempunyai institusi ekonomi dan politik yang berbeda, dan perbedaan ini menimbulkan masalah yang serius bagi holding company.
c)      Perbedaan bahasa, kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi pasar dengan mudah
d)     Perbedaan budaya, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya terutama dalam penentuan tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya untuk memperoleh profit yang wajar.
e)      Peranan pemerintah, memilki peran dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi yang minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi dibanyak negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi international.
f)       Risiko politik, adalah kumungkinan bahwa perusahaan multinasional diambil alih oleh negara dimana perusahaan itu berada.

TUJUAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Tujuan umum suatu perusahaan multinasional adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Meskipun demikian beberapa MNC ada yang cenderung lebih fokus untuk memuaskan tujuan pemerintah, bank, atau karyawanya dibanding dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham saja.
Ciri – ciri perusahaan multinasional antara lain :
1.      Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan multinasional melampau batas- batas Negara.
2.      Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.
3.      Control terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan mengingat kedua factor tersebut merupakan keuntungan kompetitif perusahaan multinasional.
4.      Pengembangan system managemen dan distribusi yang melintasi batas-batas Negara, terutama system modal ventura, lisensi dan franchise.

Karakter Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional biasanya memiliki ciri – ciri :
1)      Membentuk cabang – cabang di luar negeri 
2)      Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global (mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua negara.
3)      Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
4)      Menempatkan cabang pada negara – negara maju.

MOTIF-MOTIF
Ada 3 motif berdirinya perusahaan multinasional, yaitu:
1.      Bermotif memperluas usahanya dalam rangka mencari bahan baku (raw material seker) dan menjual produknya keluar negeri, bahkan pemerintah tidak tahu berapa banyak dan apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan asing tersebut. (Seperti: PT Freeport (timah dan emas) di Irian Jaya, PT Caltex (minyak) di Riau, PT Port Newman (minyak) di Batu Binjai NTB dll.
2.      Bermotif mencari pasar (market seeker).
Setelah terpenuhinya pasar dalam negara tersebut, perusahaan multinasional ini berusaha mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat memperluas jangkauan pemasaran barang tersebut.
3.      Bermotif menimumkan biaya (cost minimazer) dan memaksimalkan sumber daya, Seperti: Keringanan pajak, tenaga kerja murah, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah dengan syarat ringan, menghindari adanya batasan kuota dinegaranya, dan pelayanan purna jual cepat.

TEKNIS
Teknis dalam perusahaan multinasional adalah:
1)        Ekspor, merupakan proses awal menjadi perusahaan multinasional.
Perdagangan internasional merupakan pendekatan yang relatif konservatif yang digunakan perusahaan untuk menembus pasar (melalui ekspor) atau untuk memperoleh barang dengan biaya rendah melalui impor.

2)        Memberikan Lisensi dan mendirikan fasilitas produksi kepada mitra lokalnya.
Lisensi memudahkan perusahaan untuk menggunakan teknologi mereka di pasar asing tanpa melakukan investasi besar di negara lain dan tanpa biaya transportasi yang muncul jika mengekspor barang.
3)        Investasi langsung (foreign direct investmnet)
Cara ini diambil setelah  ada jaminan bahwa investasi itu aman dari resiko dan persaiangan mitra lokal dan mnguntungkan karena pasar telah berkembang dan memberikan respon yang positif. Spt : Astra mengembangkan program diklat kepada bengkel-bengkel hingga ke desa-desa diseluruh Indonesia dengan tujuan mengamankan investasi yang besar telah tertanam karena pelayanan purna jual dan ketersediaan suku cadang dapat dipenuhi. 

TEORI BISNIS INTERNASIONAL

Arti penting teori ekonomi
Para manajer perusahaan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai teori ekonomi agar dapat memahami strategi pembangunan suatu Negara. Perusahaan yang akan melebarkan sayapnya di dalam perdagangan internasional memilki kewajiban untuk mempelajari teori-teori ekonomi apa saja yang diterapkan oleh Negara-negara tersebut, kususnya Negara yang menjadi pangsa pasar atau tujuan dari lingkup bisnis perdagangan perusahaan.
Teori perdagangan internasional
1)      Teori merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu falsafah ekonomi berdasarkan keyakinan bahwa :
a.       kemakmuran sebuah negara bergantung pada harta yang terakumulasi, biasanya emas
b.      bahwa untuk meningkatkan kemakmuran, kebijakan pemerintah hendaknya dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
2)      Teori keunggulan absolute
Teori ini mengungkapkan bahwa suatu bangsa mampu memproduksi suatu barang melebihi Negara lain dengan input yang sama,. Adam smith menyatakan bahwa kekuatan pasar yang seharusnya menentukan arah, volume, dan komposisi perdagangan internasional. Teori keunggulan absolute biasanya dianut oleh negara-negara yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah.
3)      Teori keunggulan komparatif
Teori ini mengungkapkan bahwa sebuah bangsa yang memiliki kelemahan absolute dalam memproduksi 2 barang jika dilihat dari sudut pandang Negara lain, ternyata memiliki suatu keunggulan relative atau komparatif dalam memproduksi  barang dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya kurang.
4)      Teori endowment oleh heckscher-Ohlin
Teori ini menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan internasional dan interregional dalam biaya produksi muncul karena perbedaan dalam pasokan factor-faktor produksi. Jadi, suatu Negara akan mengekspor barang-barang yang memerlukan sejumlah factor produksi yang berlimpah, sedangkan akan mengimpor barang-baranga yang memerlukan factor-faktor produksi yang langka.

PASAR VALUTA ASING DAN NILAI TUKAR

Pasar Valuta Asing atau yang biasa disebut Valas, adalah pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda. Valuta asing merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer daya beli antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
Fungsi Pasar Valuta Asing adalah :
[+] Transfer Daya Beli (Transfer of Purchasing Power)
Dalam perdagangan internasional hal ini sangatlah diperlukan, karena pada dasarnya untuk menjual atau membeli sebuah barang di luar negeri kita harus menggunakan mata uang yang berlaku di tempat tinggal atau negara suatu pihak.

[+] Penyediaan Kredit
Pengiriman barang antar negara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu, oleh karena itu haru ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang basanya memerlukan beberapa waktu untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah barang sampai ke tujuan yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
[+]  Mengurangi Resiko Valas
Importir menghindari kemungkinan resiko yang tidak diperkirakan seperti perubahan kurs saat transaksi. Melalui sistem ini diharapkan untuk tidak memberikan dampak buruk terhadap besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.
Pelaku Pasar Valuta Asing (Valas) :
1.      Dealer (Market maker)
Berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasa uang. Pada umumnya dealer mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut.
2.      Perusahaan atau Perorangan
Perusahaan ataupun individu juga dapat melakukan transaksi perdagangan valuta asing (valas). Pasar valuta asing pada umumnya dimanfaatkan untuk memperlancar transaksi bisnis. Contoh kasus dalam hal ini adalah eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain sebagainya.
3.      Spekulan dan Arbitrator
Orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran spekulan dan arbitrator semata - mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. Mereke justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas.
4.      Bank Sentral
Pada dasarnya Bank Sentral melakukan jual beli valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar mata uangnya atau juga biasa disebut dengan istilah kegiatan intervensi.

5.      Pialang
Bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Secara tidak langsung Pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.
6.      Pemerintah
Adapun tujuan pemerintah melakukan transaksi valuta asing antara lain untuk membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar neger yang harus ditukarkan lagi kedalam mata uang lokal.

Tujuan Melakukan Transaksi Valuta Asing (Valas)
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas, diantaranya adalah :
a. Untuk mempertahankan daya beli
b. Sebagai transaksi pembayaran
c. Pengiriman ke luar negeri
d. Mencari keuntungan

Keuntungan dan Kelemahan Adanya Pasar Valuta Asing

Keuntungan adanya pasar valuta asing di antaranya:
a. hubungan perdagangan antarnegara semakin berkembang,
b. mempermudah pertukaran uang bagi seseorang yang memerlukan transaksi di luar negeri,
c. mendorong berkembangnya ekspor dan impor.

Adapun kelemahan adanya pasar valuta asing adalah:
a. perubahan kurs akan mendorong spekulasi,
b. menimbulkan inflasi (kenaikan harga barang secara umum),
c. jika negara sedang resesi, akan mendorong kebijakan devaluasi.


Kurs valuta asing
Pertemuan antara permintaan dan penawaran valuta asing akan membentuk kurs atau nilai tukar (exchange rate). Kurs valuta asing terdiri atas dua macam:
1.       kurs jual, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan lainnya menjual/mengeluarkan uang asing.
2.       kurs beli, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan lainnya membeli/menerima uang asing.

Produk Pasar Valuta Asing

Mata uang dunia yang biasa diperdagangkan di pasar valuta asing terdiri atas tujuh macam, yaitu:
a. Dollar Amerika (US$)
b. Poundsterling Inggris (GBP)
c. Euro Dolar (EUR)
d. Swiss Franc (CHF)
e. Japanese Yen (JPY)
f. Australian Dolar (AUD)
g. Canadian Dolar (CAD)

JENIS TRANSAKSI VALUTA ASING

Ada beberapa jenis Jenis-jenis transaksi valuta asing yang terjadi di pasar valas, yaitu spot, forward, dan swap (Hanafi :2004)
1.      Transaction Spot (transaksi spot)
Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus 2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari sabtu maka penyelesaiannya adalah pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value date. Penyerahan dana dalam transaksi spot pada dasarnya dapat dilakukan dalam beberapa cara berikut ini (Kuncoro : 2001) :
a)      Cash, yaitu penyerahan dana dilakukan pada tanggal (hari) yang sama dengan tanggal (hari) diadakannya transaksi (kontrak).
b)      Tom (kependekan dari tomorrow), yaitu penyerahan dana dilakukan pada hari kerja berikutnya atau hari kerja setelah diadakannya kontrak.
c)      Spot, yaitu penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi.

2.      Forward Transaction (Transaksi berjangka)
Transaksi forward merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan pada beberapa waktu mendatang sejumlah mata uang tertentu berdasarkan sejumlah mata uang tertentu yang lain. Kurs dalam transaksi forward ditentukan di muka sedangkan penyerahan dan pembayaran dilakukan beberapa waktu mendatang pada saat kontrak jatuh tempo.
Transaksi forward ini biasanya sering digunakan untuk tujuan hedging dan spekulasi. Hedging atau pemagaran resiko yaitu transaksi yang dilakukan semata-mata untuk menghindari resiko kerugian akibat terjadinya perubahan kurs.

3.      Swap Transaction (Transaksi Swap)
Yaitu transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama. Jenis transaksi swap yang umum adalah spot terhadap forward. Dealer membeli suatu mata uang dengan transaksi spot dan secara simultan menjual kembali jumlah yang sama kepada bank lain yang sama dengan kontrak forward. Karena itu dilakukan sebagai suatu transaksi tunggal dengan bank lain yang sama, dealer tidak akan menghadapi resiko valas yang tidak diperkirakan.
Seperti dijelaskan diatas bahwa pada prinsipnya transaksi swap merupakan transaksi tukar pakai suatu mata uang untuk jangka waktu tertetu. Transaksi swap berbeda dengan transaksi spot atau forward. Dalam mekanisme swap, terjadi dua transaksi sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu menjual dan membeli. Penggunaan transaksi swap sebenarnya dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang. Swap dapat dilakukan antara nasabah dengan banknya dan antara bank dengan bank Indonesia (disebut reswap). Pemberian fasilitas reswap tersebut dilakukan atas dasar swap point yang ditetapkan oleh bank Indonesia.Transaksi swap antara bank dengan BI antara lain:
a)      Swap likuiditas, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif BI untuk dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Posisi likuiditas ini untuk setiap bank maksimum 20 % dari modal bank tersebut.
b)      Swap investasi, yaitu swap yang dilakukan atas inisiatif bank berdasarkan swap dengan nasabah yang adanya berasal dari pinjaman luar negeri untuk keperluan investasi di Indonesia.
c)      Perbedaan dari ketga jenis transaksi di atas adalah bahwa swap terjadi dua transaksi pada saat yang sama (double transaction), yaitu jual beli atau beli dan jual. Sedangkan pada spot dan forward hanya terjadi satu kali transaksi saja (one single transaction), yaitu jual beli saja.

4.      Option Transaction (Transaksi Opsi)
Transaksi Opsi merupakan kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu tertentu.

PURCHASING POWER PARITY (PARITAS DAYA BELI)

Purchasing power parity is a method of calculating exchange rates that attempts to value currencies at rates such that each currency will buy an equal basket of goods. It is based on idea that exchange of currencies reflects the exchange of real goods (Colander, 2006)
Paritas daya beli menekankan hubungan jangka panjang antara kurs valas dengan harga-harga komoditi secara relatif (Mudrajat Kuncoro, 2001).
Sebuah pendekatan atau model hubungan nilai tukar yang lebih sesuai atau relevan di dalam jangka panjang daripada di dalam jangka pendek adalah purchasing power parity (PPP) theory. Dimana teori absolut dari paritas daya beli tersebut menyatakan bahwa nilai tukar diantara dua mata uang secara sederhana adalah rasio dari tingkat harga umum pada kedua negara tersebut. Teori ini mengacu kepada hukum “the law of one price” dimana sebuah komoditi yang sama seharusnya memiliki harga yang sama pada kedua negara jika dinyatakan dalam mata uang yang sama (Dominick Salvatore, 1995).
Pada prinsipnya teori paritas daya beli menganalisis begaimana hubungan antara perubahan dan perbedaan tingkat inflasi dengan fluktuasi kurs valas. Dimana penjelasan dari teori paritas daya beli ini didasarkan pada hukum yang menyatakan bahwa harga produk yang sejenis di dua negara yang berbeda akan sama pula jika dinilai dalam currency atau mata uang yang sama, khususnya produk yang tradeable (Hamdy Hady, 2008).
Namun, dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs valas atau forex rate yang diperhitungkan berdasarkan teori paritas daya beli absolut tersebut tidak sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal demikian telah terjadi over valuation atau under valuation (Hamdy Hady, 2008).
Akan tetapi teori paritas daya beli absolut ini tidak realistis karena tidak memperhitungkan biaya tarif, transpor, dan kuota. Oleh karena itu, muncul teori paritas daya beli relatif yang menyatakan bahwa harga suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan oleh faktor biaya tarif, transpor, dan kuota. Menurut versi paritas daya beli relatif, kurs valas atau forex rate akan berubah untuk dapat mempertahankan purchasing power (Hamdy Hady, 2008).


PENGANGGARAN MODAL INTERNASIONAL

Definisi Penganggaran Internasional

Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University:
“Capital Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital assets”.
Capital assets adalah aset yang dimiliki perusahaan dengan usia atau masa pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk menangani aset ini sangat besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya sangat penting.
Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt:
“Capital Budgeting is the decision process that managers use to identify those projects that add to the firm’s value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial managers and their staffs”.
Penganggaran modal merupakan penganggaran operasional jangka panjang yang didiskusikan sebelumnya. Bagaimanapun, dari pertimbangan yang didiskusikan, terutama yang berkaitan dengan eksposur ekonomi, selanjutnya diaplikasikan. Seperti dalam perencanaan jangka pendek atau penganggaran, perencanaan jangka panjang atau penganggaran modal perlu mempertimbangkan antisipasi pergerakan tingkat nilai tukar untuk pengurangan arus kas. Ketidakpastian lingkungan dapat diperhalus, seperti risiko pajak yang lebih berat yang tidak diharapkan, atau yang berat, seperti risiko pengambil alihan.
Karena risiko inheren dalam penganggaran modal internasional, perusahaan multinasional harus menggunakan teknik yang berpengalaman untuk meramalkan arus kas, risiko taksiran, dan menentukan tingkat diskonto yang tepat untuk memperoleh net present value (NPV) dari pilihan investasi. Hasan, dkk (1997) menganalisis faktor yang mengarahkan anak perusahaan asing dari perusahaan multinasional Amerika Serikat untuk menggunakan teknik penganggaran modal yang berpengalaman. Mereka menemukan bahwa anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas oleh perusahaan induk lebih suka menggunakan NPV, APV, atau IRR untuk membuat keputusan investasi. Anak perusahaan yang besar, diperdagangkan secara publik, dan telah berbisnis dalam beberapa tahun cenderung menggunakan metode yang kompleks seperti weighted average cost of capital (WACC) untuk menentukan tingkat diskonto.
Penemuan ini menyarankan agar perusahaan multinasional mengetahui kompleksitas dan risiko berinvestasi dalam pasar asing dan meminta anak perusahaannya untuk menyesuaikan faktor dan risiko khusus negara dan menggunakan alat terbaik yang tersedia untuk membuat keputusan penganggaran modal. Pada waktu yang sama, penggunaan teknik ini menghadirkan beberapa isu dalam pengevaluasian kinerja investasi jangka panjang dari anak perusahaan.

Manfaat Capital Budgeting

a.       Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b.      Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c.       Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
d.      Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGARAN M ODAL MULTINASONAL

Ada berbagai factor yang dapat memengaruhi analisis penggangaran modal, seperti:
·         Fluktuasi kurs : perusahaan mengetahui bahwa umumnya kurs akan berubah seiring waktu, tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa perubahan kurs di masa mendatang. Meskipun kesulitan untuk memprediksi kurs, telah diketahui analisis penganggaran modal muntinasional paling tidak dapat memasukkan scenario lain untuk perubahan kurs, seperti scenario pesimis dan scenario optimis. Oleh karena itu, MNC dapat mengestimasi ulang NPV proyek berdasarkan scenario devaluasi tertentu yang diperkirakan mungkin terjadi. Jika berdasarkan scenario devaluasi proyek tetap memungkinkan untuk dilakukan, maka MNC akan merasa lebih pasti untuk melakukan proyek tersebut.
·         Inflasi : pada beberapa Negara, inflasi mungkin sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun karenanya dapat sangat memengaruhi arus kas bersih suatu proyek. Karena inflasi hanya salah satu dari beberapa factor yang memengaruhi kurs, maka tidak ada jaminan bahwa suatu mata uang akan terdepresiasi saat saat tingkat inflasi setempat relative tinggi.
·         Rencana pembiayaan : secara umum, penambahan investasi oleh induk perusahaan meningkatkan eksplosur kurs induk perusahaan karena beberapa alas an. Pertama, karena induk perusahaan menyediakan seluruh investasi, maka tidak diperlukan pembiayaan asing. Maka, anak perusahaan tidak perlu membayar bunga dan karenanya mengirim arus kas yang lebih besar untuk induk perusahaan. Kedua, nilai sisa yang akan dikirim ke induk perusahaan akan lebih besar. Dengan mempertimbangkan pembayaran pada induk perusahaan yang lebih besar, arus kas akhir yang akan diterima oleh induk perusahaan lebih rentan terhadap perubahan kurs. Pembiayaan dari anak perusahaan memindahkan beberapa beban pada mata uang sama yang akan diterima oleh anak perusahaan dan karenanya akan mengurangi jumlah akhir yang akan dikonversi menjadi dolar untuk dikirim kembali pada induk perusahaan.
·         Pembatasan pengiriman dana : pada beberapa kasus, pemerintah setempat mungkin memblokir dana yang akan dikirim anak perusahaan untuk induk perusahaan. Beberapa Negara mengharuskan laba yang dihasilkan anak perusahaan diinvestasikan kembali di Negara tersebut selama paling tidak tiga tahun sebelum dikirim ke luar negeri.
·         Ketidak pastian nilai sisa : jika nilai sisa tidak pasti, MNC dapat menggunakan berbagai kemungkinan nilai sisa dan melakukan estimasi ulang NPV berdasarkan  setiap kemungkinan tersebut. MNC juga dapat memperkirakan nilai sisa pada titik impas (juga disebut nila akhir pada titik impas), yang merupakan nilai sisa yang dibutuhkan agar NPV proyek bernilai nol. Jika nilai sisa actual diperkirakan akan sama atau melebihi nilai sisa pada titik impas, maka proyek dianggap layak.

·         Dampak proyek terhadap arus kas berjalan : sejauh ini, pada contoh yang diberikan, diasumsikan bahwa proyek baru tidak memiliki dampak terhadap arus kas berjalan. Namun kenyataannya, proyek baru sering kali memengaruhi arus kas berjalan.
·         Insentif pemerintah setempat : proyek asing yang diusulkan olh MNC dapat memiliki dampak menguntungkan bagi kondisi perekonomian Negara setempat dan karenanya sering kali didukung oleh pemerintah setempat. Insentif yang ditawarkan pemerintah setempat harus dipertimbangkan dalam analisis penganggaran modal. Jika pemerintah memberi subsidi saat awal pendirian anak perusahaan, maka investasi awal MNC akan berkurang.
·         Opsi Riil : beberapa proyek penganggaran modal memiliki opsi riil, dalam bentuk adanya peluang bisnis tambahan. Karena peluang ini dapat menghasilkan arus kas, maka peluang ini dapat menambah nilai proyek.

PENYESUAIAN RESIKO DALAM ANALISIS PROYEK

1.      Penyesuaian Tingkat Diskonto
Dengan mengganggap hal lain tetap, maka tingkat penyesuaian resiko dapat dihitung dari tingkat diskonto perusahaan. Tingkat diskonto cenderung mengurangi nilai proyek secara keseluruhan. Pendekatan ini secara mudah digunakan, tetapi apabila aliran kas proyek selama periode tidak diketahui secara pasti (tidak menentu) maka resiko yang dimasukkan dalam perhitungan proyek juga mengalami ketidakpastian.

2.      Certainty Equivalent
Metode ini menganggap bahwa aliran kas proyek dapat dikalikan dengan suatu koevisien Certainty Equivalen, dengan nilai antara 0-1. Apabila aliran kas diketahui, resiko dapat dimasukkan dalam perhitungan.

3.      Payback Period
Payback period dapat di devinisikan sebagai peride yang diperlukan perusahaan untuk menutup initial outlay. Apabila selama periode proyek tidak dapat menutupi initial outlay, maka proyek tersebut harus ditolak. Begitu pula sebaliknya, proyek dapat diterima apabila aliran kas selama periode lebih besar dari pada initial outlaynya.
4.      Analisis Sensitivitas
Digunakan untuk mengrtahui beberapa sensitiv NPV apabila variabel input berubah. Estimasi terhadap variabel input dapat menghasilkan estimasi baru terhadap NPV. Secara lebih jelas, apabila NPV selalu positif selama masa revisi dalam estimasi, maka proyek tersebut menjadi lebih layak bagi perusahaan. Apabila dalam berapa kasus NPV bernilai negatif, maka keputusan untuk menolak dan menerima proyek menjadi lebih sulit.


Daftar Pustaka



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar